BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring
dengan perkembangan zaman dengan munculnya berbagai teknologi yang canggih,
belum lagi dengan adanya berbagai macam pekerjaan yang sadar tidak disadari ini
menjadi sebuah tantangan hidup sebuah insan di dunia yang memerlukan pemahaman
dan kesadaran akan adanya hal tersebut. Dengan ini perlu adanya sebuah
pemahaman, pengarahan dan menumbuhkan kesadaran pada masyarakat atau pun peserta didik yang
harus dilakukan oleh seorang guru karena betapa pentingnya kesadaran akan
kemajuan zaman dan berbagai macam kegiatan atau pekerjaan disekitar lingkungan
peserta didik yang nantinya akan memicu pada sebuah karir yang paling tidak
menjadi sebuah cita dari peserta didik. Pemikiran inilah menjadi latar belakang
betapa pentingnya seorang guru mampu memahami dari bimbingan karir yang
kemudian dapat dijadikan sebuah transformasi kepada peserta didik untuk
memunculkan kesadaran akan pentingnya hal tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
sejarah munculnya bimbingan karir?
2.
Bagaimana
perkembangan bimbingan karir di indonesia?
C. Tujuan
Makalah
1.
Agar
dapat mengatahui bagaimana munculnya bimbingan karir
2.
Agar
dapat memahami bagaimana perkembangan bimbingan karir indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
BK karir
Kegiatan bimbingan
karir bermula dari bimbingan jabatan yang mulai dipergunaan frank person pada
tahun 1908. Beliau membentuk suatu lembaga yang bertujuan membantu anak-anak
muda untuk memperoleh pekerjaan. Pada saat itu, bimbingan karir dipandang
sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pekerjaan, dengan cara mencocokkan
ciri-ciri dan faktor individu dengan ciri-ciri dan faktor pekerjaan yang ada di
lingkungannya. Pada awalanya penggunaan istilah vocational huidance lebih
merujuk pada usahamembantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu
pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan
untuk memasuki suatu pekerjaan.
Selama ini frank person
dikenal sebagai tokoh dalam merintis bimbingan karir, sejak 1000 tahun sebelum
beliau mengemukakan gagasannya itu, sebelumnya telah ditemukan di basrah bahwa
ada tokoh-tokoh islam klasik yang merintis kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan 3 variabel dalam pengambilan keputusan karir. Oleh karena itu
praktik-praktok cara mencocokkan ciri-ciri individu dengan ciri pekerjaan telah
berlangsung sejak lama, namun kala itu belum disebut sebagai bimbingan karir.
Konsep bimbingsan yang
bermula di Amerika serikat ini dilatari oleh berbagai kondisi objektif pada
waktu itu diantaranya :
a. Keadaan
ekonomi
b. Keadaan
sosial, seperti urbanisasi
c. Kondisi
ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan
pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri
dan statusnya
d. Perkembangan
ilmu, khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimental,
Atas desakan kondisi
tersebut, maka muncullah gerakan vocationl guidance yang kemudiaan tersebar
keseluruh negara, termasuk ke indonesia.
Selanjutnya
perkembangan penggunaan bimbingan karir, seperti pada tahun 1911 dibentuk biro
jabatan dengan editor-editor Frederick J. Alien yang menerbitkan Vocational
Guidance News Letter sebagai jurnal pertama yang kemudian berganti menjadi
Vocational Guidance Magazine, kemudian Occpation Guidance, dan di olah lagi
menjadi Personal and Guidance Journal[1]
Gerakan
konseling di Amerika Serikat memilki keterkaitan panjang dengan dan berfokus
kepada pengembangan karier dan pengambilan-pengambilan keputusan. Bab ini
memperkenalkan lebih jauh kepada anda wilayah tradisional aktivitas konselor
tersebut.tujuan bab ini adalah:
a. menggambarkan
inat dan pengaruh khusus bagi perencanaan karier
b. teori-teori
populer saat ini tentang pengambilan keputusan karier
c. membahas
perencanaan karier dan konseling di berbagai lingkup.
Selama bertahun-tahun awal gerakan ini,
upaya konseling yang terorganisasi disusun utamanya dari aktivitas bimbingan
kerja. Minat ini, yang berakar pada Parsons, tumbuh dari kepeduliaan akan
kompleksitas dunia kerja dan kesulitan yang dihasilkan oleh perencanaan karier,
sebuah konsep yang masih terus tersedia hingga hari ini. Seperti awalnya
dipraktikkan oleh Parsons dan kolega-koleganya, konsep penyesuaian anak muda
dengan pekerjaan, berdasarkan karakteristik keduanya, juga memiliki keterkaitan
panjang dan tradisional dengan gerakan konseling.
Ketika
konsep ini diperluas dan aktivitas dasar lainnya ditambahkan di tahun 1920-an
dan 1930-an, bimbingan pekerjaan menjadi sebuah aktivitas layanan yang paling
sering diidentifikasikan oleh pemberian informasi pekerjaan dan pendidikan. Di
akhir 1950-an dan 1960-an, dengan lahirnya national
defense Education Acttahun 1958, penempatan dan tindak lanjut juga menjadi
aktivitas yang signifikan bagi fase bimbingan karier disekolah-sekolah dan
lembaga-lembaga AS
Namun
di tahun 1971 Departemen Pendidikan AS, lewat komisioner pendidikan saat itu,
Sidney P.Marland Jr., mengalokasikan labih dari $9 juta dana untuk riset dan
proyek pengembangan yang berfokus kepada penetapan model pendidikan karier yang
komprehensif. Melalui undang-undang ini, konsep pendidikan karier sebagai tanggung jawab semua sekolah
diresmikan, dan konselor bukan lagi satu-satunya professional yang mengemban
tugas menyediakan konseling dan bimbingan Karier untuk siswa-siswa disekolah.
Ditahun
1990-an, sebuah kecendrungan yang muncul sekali lagi mengakui konselor sebagai
profesional utama menyediakan bimbingan
dan konseling karier .contohya, di tahun 1994 Kongres As mengakui peran
konselor menyediakan bantuan karier dengan diberlakukannya school-to-Work Opportunities Act. Undang-undang ini menyediakan sebuah
kerangka kerja di semua Negara bagian, dengan konseling karier sebagai
prioritas tertingginya. Kecendrungan tambahan mencakup pula perkembangan dan
pengakuan terhadap spesialis konseling karier dan pembangunan pusat-pusat
karier untuk populasi tertentu seperti mahasiswa akademi,wanita,kaum minoritas
dan para pensiunan. Selain itu, kita juga mulai melihat perluasan layanan
konseling bagi warga miskin dan para tunawisma, selain juga munculnya spesialis
bagi konsultasi mana jemen dan professional .perubahan yang terus terjadi di
dunia kerja akan menuntut kebutuhan akan konseling karier lebih jauh kedepan di
semua lingkup[2]
B. Perkembangan
BK Di Indonesia.
Perkembangan BK di Indonesia tidak sama
dengan perkembangan BK di Amerika. Perkembangan BK di Amerika dimulai dari
usaha perorangan dan pihak swasta, kemudian berangsur angsur menjadi usaha
pemerinta. Sementara di Indonesia, perkembangannya dimulai dengan kegiatan di
sekolah dan usaha-usaha pemerintah.
Bimbingan Konseling di Indonesia telah
mulai dibicarakan secara terbuka sejak tahun 1962. Hal ini ditandai dengan
adanya perubahan sistem pendidikan di SMA, yaitu terjadinya perubahan nama
menjadi SMA Gaya Baru, dan berubahnya waktu penjurusan, yang awalnya dikelas I
menjadi di kelas II. Program penjurusan ini merupakan respon akan kebutuhan
untuk menyalurkan para siswa ke jurusan yang tepat bagi dirinya secara
perorangan. Dalam rencana Pembelajaran SMA Gaya Baru, diantaranya ditegaskan
sebagai berikut :
a. Dikelas
I setiap pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan minatnya,
dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran yang ada di SMA, dan
dengan bimbingan penyuluhan yang teliti dari para guru maupun orang tua.
b. Dengan
menggunakan peraturan kenaikan kelas dan bahan-bahan catatan dalam kartu pribadi
setiap murid, para pelajar disalurkan ke kelas II kelompok khusus : Budaya,
Sosial, Pasti dan Pengetahuan Alam.
c. Untuk
kepentingan tersebut, maka pengisian kartu pribadi mirid harus dilaksanakan
seteliti-telitinya (Rochman Natawidjaja,1971).
Perumusan dan pencantuman resmi di dalam
rencana pelajaran SMA ini di susul dengan berbagai kegiatan pengembangan
Layanan BK di Sekolah, seperti rapat kerja, penataran, dan lokakarya. Puncak
dari usaha ini adalah didirikannya jurusan bimbingan dan Penyuluhan di Fakultas
Ilmu Pendidikan IKIP ( intitut keguruan dan ilmu pengetahuan) Negeri. Salah
satu yang membuka jurusan BP adalah IKIP Bandung, yaitu pada tahun 1963. IKIP
Bandung ini sekarang sudah berganti nama menjadi Universitas Pendidikan
Indonesia.
Dengan diperkenalkannya gagasan Sekolah
Pembangunan pada tahun 1970/1971, peranan
bimbingan kembali mendapat perhatian. Gagasan Sekolah Pmbangunan
Persiapan (SMPP), yang berupa proyek percobaan dan peralihan dari sistem
persekolahan lama menjadi sekolah pembangunan. Pembentukan (SMPP) ini
dimaktubkan dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0199/0/1973. Untuk melaksanakan bimbingan dan penyuluhan di SMPP ini, Badan
Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun Program Bimbingan dan Penyuluhan SMPP.
Usaha mewujudkan sistem sekolah
pembangunan tersebut dilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan, yang
diberi nama Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). PPSP ini diujicobakan
didelapan IKIP, yang diantaranya adalah IKIP Bandung dan Jakarta. Badan
Pengembangan Pendidikan, melalui lokakarya-lakokarya telah berhasil menyusun
dua naskah penting dalam sejarah perkembangan layanan bimbingan di Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
a. Pola
Dasar Rencana dan Pengembangan Program Bimbingan dan Penyuluhan melalui
Proyek-Proyek Perintis sekolah Pembangunan.
b. Pedoman
Operasional Pelayanan Bimbingan pada Proyek-Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan.
Secara formal BK diprogramkan disekolah
sejak diberlakukannya kurikulum 1975, yang menyatakan bahwa BK merupakan bagian
integral dalam pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini memberikan pengaruh yang sangat
berarti terhadap perluasan program bimbingan di sekolah.
Setelah melalui penataan, maka dalam
dekade 80-an bimbingan diupayakan agar lebih mantap. Pemantapan terutama
diusahkan upaya dalam dekade ini lebih mengarah pada profesionalisasi yang
lebih mantap. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini
adalah Penyempurnaan Kurikulum, dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam
kurikulum 1984 telah dimasukkan bimbingan karir didalamnya.
Usaha memantapkan bimbingan terus
dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang sistem pendidikan
nasional. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa : “ pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.”
Posisi bimbingan yang termaktub dalam
Undang-Undang No.2 di atas diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (PP). No.28
Bab X Pasal 25/1990 dan PP No.29 Bab X Pasal 27/1990 yang menyatakan bahwa “
Bimbingan merupaakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”
Penataan bimbingan terus dilanjutkan
dengan dikeluarkannya SK Menpan No.84/1993 tentang jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya. Dalam pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun
program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam
program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Pada tahun yang sama keluar juga Surat
Keputusan Bersama Mendikbud dengan Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan No.26 tahun
1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
yang tercantum pada Bab III Pasal 4 ayat 1, 2, dan 3 yaitu sebagai berikut :
a. Standar
Prestasi Kerja Guru Pratama sampai Guru Dewasa Tingkat I dalam
melaksanakan PMB atau Bimbingan meliputi
hal berikut :
1)
Persiapan program pengajaran atau
praktik atau bimbingan dan konseling (BK).
2)
Penyajian program pengajaran atau
praktik atau bimbingan dan konseling.
3)
Evaluasi program pengajaran atau praktik
atau bimbingan dan koseling.
b. Standar
prestasi kerja guru pembina sampai guru utama selain tersebut pada ayat ditambah dengan hal berikut :
1)
Analisis hasil evaluasi pengajaran atau
praktik atau BK.
2)
Penyusunan program perbaikan dan
pengayaan atau tindak lanjut pelaksanaan BK.
3)
Pengembangan profesi dengan angka kredit
sekurang-kurangnya 12.
c. Khusus
standar prestasi kerja guru kelas, selain tersebut pada ayat (1) atau ayat (2).
Sesuain dengan jenjang jabatannya ditambah melaksanakan program BK dikelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
Perkembangan BK di Indonesia menjadi
semakin mantap dengan terjadinya perubahan nama organisasi Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN) pada tahun 2001. Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran
bahwa BK harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan
publik.
Berdasarkan penelaahan yang cukup kritis
terhadap perjalanan historis gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia
melalui lima periode yaitu : Periode Prawacana, Periode Pengenalan, Periode
Pemasyarakatan, Periode Konsolidasi, dan Periode Tinggal Landas[3].
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah bimbingan karir
bermula dari Isitilah vocational guidanceyang
pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun1908 ketika ia
berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda
dalam memperoleh pekerjaan. Konsep bimbingan di amerika dilatatari oleh
berbagai kondisi objektif, diantaranya: Keadaan ekonomi, kondisi sosial,
Kondisi ideologis, perkembangan ilmu.
di Indonesia,
perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan usaha-usaha pemerintah.
Bimbingan Konseling di Indonesia telah mulai dibicarakan secara terbuka sejak
tahun 1962. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan sistem pendidikan di SMA,
yaitu terjadinya perubahan nama menjadi SMA Gaya Baru, dan berubahnya waktu
penjurusan, yang awalnya dikelas I menjadi di kelas II. Program penjurusan ini
merupakan respon akan kebutuhan untuk menyalurkan para siswa ke jurusan yang
tepat bagi dirinya secara perorangan.
B. Saran
Kami berharap dengan disusunnya
makalah ini bisa memberikan pengetahuan mengenai “sejarah bimbingan
karir ” bagi para pembaca. Sangat mungkin
dalam penyusunan makalah ini ditemukan banyak kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca akan sangat berguna
untuk menjadikan penyusunan makalah ini lebih baik lagi dikemudian hari. Dan
kepada pembaca agar dapat memanfaatkan makalah ini untuk memahami informasi
yang terkait dengan tofik atau permasalahn untuk melanjutkan pembuatan makalah
yang sempurna kedepannya.Semoga Allah menjadikan makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Amin
Budiman, setiawati. bimbingan konseling,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Robert , Marianne. Bimbingan
dan Konseling, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Syamsul Yusuf, Junika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
0 komentar:
Posting Komentar