Banner 468 x 60px

 

Bk karir

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dengan munculnya berbagai teknologi yang canggih, belum lagi dengan adanya berbagai macam pekerjaan yang sadar tidak disadari ini menjadi sebuah tantangan hidup sebuah insan di dunia yang memerlukan pemahaman dan kesadaran akan adanya hal tersebut. Dengan ini perlu adanya sebuah pemahaman, pengarahan dan menumbuhkan kesadaran pada masyarakat atau pun peserta didik yang harus dilakukan oleh seorang guru karena betapa pentingnya kesadaran akan kemajuan zaman dan berbagai macam kegiatan atau pekerjaan disekitar lingkungan peserta didik yang nantinya akan memicu pada sebuah karir yang paling tidak menjadi sebuah cita dari peserta didik. Pemikiran inilah menjadi latar belakang betapa pentingnya seorang guru mampu memahami dari bimbingan karir yang kemudian dapat dijadikan sebuah transformasi kepada peserta didik untuk memunculkan kesadaran akan pentingnya hal tersebut.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana sejarah munculnya bimbingan karir?
2.    Bagaimana perkembangan bimbingan karir di indonesia?

C.  Tujuan Makalah
1.    Agar dapat mengatahui bagaimana munculnya bimbingan karir
2.    Agar dapat memahami bagaimana perkembangan bimbingan karir indonesia



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Sejarah BK karir
Kegiatan bimbingan karir bermula dari bimbingan jabatan yang mulai dipergunaan frank person pada tahun 1908. Beliau membentuk suatu lembaga yang bertujuan membantu anak-anak muda untuk memperoleh pekerjaan. Pada saat itu, bimbingan karir dipandang sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pekerjaan, dengan cara mencocokkan ciri-ciri dan faktor individu dengan ciri-ciri dan faktor pekerjaan yang ada di lingkungannya. Pada awalanya penggunaan istilah vocational huidance lebih merujuk pada usahamembantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
Selama ini frank person dikenal sebagai tokoh dalam merintis bimbingan karir, sejak 1000 tahun sebelum beliau mengemukakan gagasannya itu, sebelumnya telah ditemukan di basrah bahwa ada tokoh-tokoh islam klasik yang merintis kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan 3 variabel dalam pengambilan keputusan karir. Oleh karena itu praktik-praktok cara mencocokkan ciri-ciri individu dengan ciri pekerjaan telah berlangsung sejak lama, namun kala itu belum disebut sebagai bimbingan karir.
Konsep bimbingsan yang bermula di Amerika serikat ini dilatari oleh berbagai kondisi objektif pada waktu itu diantaranya :
a.    Keadaan ekonomi
b.    Keadaan sosial, seperti urbanisasi
c.    Kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya
d.   Perkembangan ilmu, khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimental,
Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan vocationl guidance yang kemudiaan tersebar keseluruh negara, termasuk ke indonesia.
Selanjutnya perkembangan penggunaan bimbingan karir, seperti pada tahun 1911 dibentuk biro jabatan dengan editor-editor Frederick J. Alien yang menerbitkan Vocational Guidance News Letter sebagai jurnal pertama yang kemudian berganti menjadi Vocational Guidance Magazine, kemudian Occpation Guidance, dan di olah lagi menjadi Personal and Guidance Journal[1]
Gerakan konseling di Amerika Serikat memilki keterkaitan panjang dengan dan berfokus kepada pengembangan karier dan pengambilan-pengambilan keputusan. Bab ini memperkenalkan lebih jauh kepada anda wilayah tradisional aktivitas konselor tersebut.tujuan bab ini adalah:
a.       menggambarkan inat dan pengaruh khusus bagi perencanaan karier
b.      teori-teori populer saat ini tentang pengambilan keputusan karier
c.       membahas perencanaan karier dan konseling di berbagai lingkup.
Selama bertahun-tahun awal gerakan ini, upaya konseling yang terorganisasi disusun utamanya dari aktivitas bimbingan kerja. Minat ini, yang berakar pada Parsons, tumbuh dari kepeduliaan akan kompleksitas dunia kerja dan kesulitan yang dihasilkan oleh perencanaan karier, sebuah konsep yang masih terus tersedia hingga hari ini. Seperti awalnya dipraktikkan oleh Parsons dan kolega-koleganya, konsep penyesuaian anak muda dengan pekerjaan, berdasarkan karakteristik keduanya, juga memiliki keterkaitan panjang dan tradisional dengan gerakan konseling.
Ketika konsep ini diperluas dan aktivitas dasar lainnya ditambahkan di tahun 1920-an dan 1930-an, bimbingan pekerjaan menjadi sebuah aktivitas layanan yang paling sering diidentifikasikan oleh pemberian informasi pekerjaan dan pendidikan. Di akhir 1950-an dan 1960-an, dengan lahirnya national defense Education Acttahun 1958, penempatan dan tindak lanjut juga menjadi aktivitas yang signifikan bagi fase bimbingan karier disekolah-sekolah dan lembaga-lembaga AS
Namun di tahun 1971 Departemen Pendidikan AS, lewat komisioner pendidikan saat itu, Sidney P.Marland Jr., mengalokasikan labih dari $9 juta dana untuk riset dan proyek pengembangan yang berfokus kepada penetapan model pendidikan karier yang komprehensif. Melalui undang-undang ini, konsep pendidikan karier  sebagai tanggung jawab semua sekolah diresmikan, dan konselor bukan lagi satu-satunya professional yang mengemban tugas menyediakan konseling dan bimbingan Karier untuk siswa-siswa disekolah.
Ditahun 1990-an, sebuah kecendrungan yang muncul sekali lagi mengakui konselor sebagai profesional utama menyediakan  bimbingan dan konseling karier .contohya, di tahun 1994 Kongres As mengakui peran konselor menyediakan bantuan karier dengan diberlakukannya school-to-Work Opportunities Act. Undang-undang ini menyediakan sebuah kerangka kerja di semua Negara bagian, dengan konseling karier sebagai prioritas tertingginya. Kecendrungan tambahan mencakup pula perkembangan dan pengakuan terhadap spesialis konseling karier dan pembangunan pusat-pusat karier untuk populasi tertentu seperti mahasiswa akademi,wanita,kaum minoritas dan para pensiunan. Selain itu, kita juga mulai melihat perluasan layanan konseling bagi warga miskin dan para tunawisma, selain juga munculnya spesialis bagi konsultasi mana jemen dan professional .perubahan yang terus terjadi di dunia kerja akan menuntut kebutuhan akan konseling karier lebih jauh kedepan di semua lingkup[2]
B.  Perkembangan BK Di Indonesia.
Perkembangan BK di Indonesia tidak sama dengan perkembangan BK di Amerika. Perkembangan BK di Amerika dimulai dari usaha perorangan dan pihak swasta, kemudian berangsur angsur menjadi usaha pemerinta. Sementara di Indonesia, perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan usaha-usaha pemerintah.
Bimbingan Konseling di Indonesia telah mulai dibicarakan secara terbuka sejak tahun 1962. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan sistem pendidikan di SMA, yaitu terjadinya perubahan nama menjadi SMA Gaya Baru, dan berubahnya waktu penjurusan, yang awalnya dikelas I menjadi di kelas II. Program penjurusan ini merupakan respon akan kebutuhan untuk menyalurkan para siswa ke jurusan yang tepat bagi dirinya secara perorangan. Dalam rencana Pembelajaran SMA Gaya Baru, diantaranya ditegaskan sebagai berikut :
a.    Dikelas I setiap pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan minatnya, dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran yang ada di SMA, dan dengan bimbingan penyuluhan yang teliti dari para guru maupun orang tua.
b.    Dengan menggunakan peraturan kenaikan kelas dan bahan-bahan catatan dalam kartu pribadi setiap murid, para pelajar disalurkan ke kelas II kelompok khusus : Budaya, Sosial, Pasti dan Pengetahuan Alam.
c.    Untuk kepentingan tersebut, maka pengisian kartu pribadi mirid harus dilaksanakan seteliti-telitinya (Rochman Natawidjaja,1971).
Perumusan dan pencantuman resmi di dalam rencana pelajaran SMA ini di susul dengan berbagai kegiatan pengembangan Layanan BK di Sekolah, seperti rapat kerja, penataran, dan lokakarya. Puncak dari usaha ini adalah didirikannya jurusan bimbingan dan Penyuluhan di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP ( intitut keguruan dan ilmu pengetahuan) Negeri. Salah satu yang membuka jurusan BP adalah IKIP Bandung, yaitu pada tahun 1963. IKIP Bandung ini sekarang sudah berganti nama menjadi Universitas Pendidikan Indonesia.
Dengan diperkenalkannya gagasan Sekolah Pembangunan pada tahun 1970/1971, peranan  bimbingan kembali mendapat perhatian. Gagasan Sekolah Pmbangunan Persiapan (SMPP), yang berupa proyek percobaan dan peralihan dari sistem persekolahan lama menjadi sekolah pembangunan. Pembentukan (SMPP) ini dimaktubkan dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0199/0/1973. Untuk melaksanakan bimbingan dan penyuluhan di SMPP ini, Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun Program Bimbingan dan Penyuluhan SMPP.
Usaha mewujudkan sistem sekolah pembangunan tersebut dilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan, yang diberi nama Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). PPSP ini diujicobakan didelapan IKIP, yang diantaranya adalah IKIP Bandung dan Jakarta. Badan Pengembangan Pendidikan, melalui lokakarya-lakokarya telah berhasil menyusun dua naskah penting dalam sejarah perkembangan layanan bimbingan di Indonesia, yaitu sebagai berikut :
a.    Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Program Bimbingan dan Penyuluhan melalui Proyek-Proyek Perintis sekolah Pembangunan.
b.    Pedoman Operasional Pelayanan Bimbingan pada Proyek-Proyek Perintis Sekolah Pembangunan.
Secara formal BK diprogramkan disekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975, yang menyatakan bahwa BK merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap perluasan program bimbingan di sekolah.
Setelah melalui penataan, maka dalam dekade 80-an bimbingan diupayakan agar lebih mantap. Pemantapan terutama diusahkan upaya dalam dekade ini lebih mengarah pada profesionalisasi yang lebih mantap. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah Penyempurnaan Kurikulum, dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984 telah dimasukkan bimbingan karir didalamnya.
Usaha memantapkan bimbingan terus dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa : “ pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.”
Posisi bimbingan yang termaktub dalam Undang-Undang No.2 di atas diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (PP). No.28 Bab X Pasal 25/1990 dan PP No.29 Bab X Pasal 27/1990 yang menyatakan bahwa “ Bimbingan merupaakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No.84/1993 tentang jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Pada tahun yang sama keluar juga Surat Keputusan Bersama Mendikbud dengan Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan No.26 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, yang tercantum pada Bab III Pasal 4 ayat 1, 2, dan 3 yaitu sebagai berikut :
a.    Standar Prestasi Kerja Guru Pratama sampai Guru Dewasa Tingkat I dalam melaksanakan  PMB atau Bimbingan meliputi hal berikut :
1)        Persiapan program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan konseling (BK).
2)        Penyajian program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan konseling.
3)        Evaluasi program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan koseling.
b.    Standar prestasi kerja guru pembina sampai guru utama selain tersebut pada ayat  ditambah dengan hal berikut :
1)        Analisis hasil evaluasi pengajaran atau praktik atau BK.
2)        Penyusunan program perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut pelaksanaan BK.
3)        Pengembangan profesi dengan angka kredit sekurang-kurangnya 12.
c.    Khusus standar prestasi kerja guru kelas, selain tersebut pada ayat (1) atau ayat (2). Sesuain dengan jenjang jabatannya ditambah melaksanakan program BK dikelas yang menjadi tanggung jawabnya.
Perkembangan BK di Indonesia menjadi semakin mantap dengan terjadinya perubahan nama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) pada tahun 2001. Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa BK harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.
Berdasarkan penelaahan yang cukup kritis terhadap perjalanan historis gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia melalui lima periode yaitu : Periode Prawacana, Periode Pengenalan, Periode Pemasyarakatan, Periode Konsolidasi, dan Periode Tinggal Landas[3].


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Istilah bimbingan karir bermula dari Isitilah vocational guidanceyang  pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Konsep bimbingan di amerika dilatatari oleh berbagai kondisi objektif, diantaranya: Keadaan ekonomi, kondisi sosial, Kondisi ideologis, perkembangan ilmu.
di Indonesia, perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan usaha-usaha pemerintah. Bimbingan Konseling di Indonesia telah mulai dibicarakan secara terbuka sejak tahun 1962. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan sistem pendidikan di SMA, yaitu terjadinya perubahan nama menjadi SMA Gaya Baru, dan berubahnya waktu penjurusan, yang awalnya dikelas I menjadi di kelas II. Program penjurusan ini merupakan respon akan kebutuhan untuk menyalurkan para siswa ke jurusan yang tepat bagi dirinya secara perorangan.

B.  Saran
Kami berharap dengan disusunnya makalah ini bisa memberikan pengetahuan mengenai “sejarah bimbingan karir ” bagi para pembaca. Sangat mungkin dalam penyusunan makalah ini ditemukan banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca akan sangat berguna untuk menjadikan penyusunan makalah ini lebih baik lagi dikemudian hari. Dan kepada pembaca agar dapat memanfaatkan makalah ini untuk memahami informasi yang terkait dengan tofik atau permasalahn untuk melanjutkan pembuatan makalah yang sempurna kedepannya.Semoga Allah menjadikan makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.


DAFTAR PUSTAKA
Amin Budiman, setiawati. bimbingan konseling, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Robert , Marianne. Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Syamsul Yusuf, Junika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung:  PT Remaja Rosdakarya, 2005.


[1] Amin Budiman, setiawati. bimbingan konseling, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009). Hlm.
[2] Robert , Marianne. Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). Hlm. 444.
[3] Syamsul Yusuf, Junika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:  PT Remaja Rosdakarya, 2005) hlm. 87. 

0 komentar:

Posting Komentar