Banner 468 x 60px

 

Manajemen Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manajemen Kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Manajemen Kurikulum ?
2.      Apa-apa saja Komponen-komponen Kurikulum ?
3.      Bagaimana Pengorganisasian dan Implementasi Kurikulum ?
4.      Bagaimana Pengendalian dan Pelaksanaan Kurikulum ?
5.      Apa itu Kurimulum Berbasis Kompetensi ?

C.     Tujuan Makalah
1.      Mengetahui apa itu Manajemen Kurikulum
2.      Mengetahui Komponen-komponen Kurikulum
3.      Mengetahui Pengorganisasian dan Implementasi Kurikulum
4.      Mengetahui Pengendalian dan Pelaksanaan Kurikulum
5.      Kurikulum Berbasis Kompetensi




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Ruang Lingkup
1.      Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen adalah proses yang dilaksanakan oleh manajer agar organisasi berjalan menuju pencapaian tujuan yang efektif dan efesien[1].
Menurut Beauchamp “A curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”[2].
Manajemen Kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.

2.      Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Ruang lingkup manajemen kurikulum adalah :
1)      Manajemen Perencanaan
Perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang telah terjadi pada siswa.
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang diperlukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem control, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi.
2)      Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan
Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulum dapat terlaksana.
Pelaksanaan kurikulum dibagi dua :
a.       Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini ditangani oleh kepala sekolah.
b.      Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru.
Peran-peran penting pada manajemen pelaksanaan kurikulum adalah :
a.       Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
b.       Kepala sekolah dalam kepemimpinan bersama.
c.       Kepala Departemen atau Wakil Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum.
3)      Supervisi Pelaksanaan Kurikulum
Pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
4)      Penilaian Kurikulum
Penilaian kurikulum atau evaluasi kurikulum merupakan bagian dari sistem manajemen. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.
5)      Perbaikan Kurikulum
Perbaikan kurikulum sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Perbaikan kuikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, yaitu proses dan produk.
6)      Desentralisasi dan Sentralisasi Pengembangan Kuurikulum
Manajemen sentralisasi dan desantralisasi adalah memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager  atau yang berada di suatu puncak pada sebuah struktur organisasi. Kelemahan sistem ini adalah dimana sebuah kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lama[3].

B.     Komponen-komponen Kurikulum
Komponen-komponen kurikulum yakni menurut Ralph W.Tyler yaitu :
1)      Tujuan
2)      Bahan Pelajaran
3)      Proses Belajar Mengajar
4)      Evaluasi atau Penilaian
Keempat komponen itu saling berhubungan. Setiap komponen berkaitan erat dengan ketiga ketiga komponen lainnya. Tujuan menentukan bahan apa yang akan dipelajari, bagaimana proses belajar mengajar, dan apa yang harus di nilai[4].
.
C.     Pengorganisasian dan Implementasi Kurikulum
1.      Pengorganisasian Kurikulum
Organisasi kurukulum adalah pola ataut bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid.
Pola-pola pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya, tetapi yang kami pandang perlu dikemukakan untuk saat ini ada tiga macam, yaitu :
1)      Separated Subject Curiculum
Subject berarti mata pelajaran. Subject curiculum berarti kurikulum yang terdiri atas sejumlah mata pelajaran. Karena mata pelajaran itu pada umumnya diajarkan secara terpisah-pisah, maka disebut juga separated subject curiculum.
2)      Correlated Curiculum
Prinsip yang berhubungan antar mata pelajaran dengan mempertahankan batas-batas satu dengan yang lain.
Prinsip berbuhungan satu sama lain (korelasi) ini dapat dilaksanakan dengan beberapa cara :
a.       Antara dua mata pelajaran iadakan hubungan secara insidental
b.      Memperbincangkan masalah-masalah tertentu dalam berbagai macam pelajaran.
c.       Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing.
3)      Integrated Curiculum
Integrated curiculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
Demikianlah kita sudah mengenal tiga macam pengorganisasian kurikulum yang secara singkat dapat kita sebutkan lagi ialah : kurikulum yang terpisah-pisah, kurikulum yang berkorelasi dan kurikulum yang berintrgrasi.

2.      Implementasi Kurikulum
Implementasi Kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang diharapkan untuk berubah. Implementasi kurikulum juga bisa diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.
Tahapan-tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga tahadap pokok, yaitu :
a.       Pengembangan program, mencakup program tahunan atau semester, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.
b.      Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakekatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
c.       Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.

D.    Pengendalian Pelaksanaan Kurikulum
Pengendalian harus dilaksanakan secara menyeluruh baik kurikulumnya maupun pelaksanaannya. Pengendalian ini menjadi penting karena:
  1. Adanya perubahan. Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengatasi dan memanfaatkan perubahan tersebut untuk kepentingan pendidikan selanjutnya.
  2. Kompleksitas, artinya lembaga pendidikan merupakan organisasi yang mempunyai kegiatan yang kompleks dilaksanakan oleh banyak orang.
  3. Kesalahan, dalam praktik, suatu kegiatan tidak lepas dari kesalahan. Sehingga jika ada kesalahan segera dapat terdeteksi dapat dicarikan pemecahannya.
  4. Hambatan,  dapat mengatasi hambatan – hambatan yang dihadapi sekolah, guru, siswa ataupun karyawan administrasi.
E.     Kurimulum Berbasis Kompetensi
1.      Pengertian Kompetensi dan Kurikulum Berbasis Kompetensi
McAshan mengemukakan bahwa kompetensi : “.. is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive afective, and psychomotor behaviors”. Sejalan dengan itu, Finch dan Crunkilton mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Gordon menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut :
1.      Pengetahuan (knowledge)
2.      Pemahaman (understanding)
3.      Kemampuan (skill)
4.      Nilai (value)
5.      Sikap (attitude)
6.      Minat (interest)
Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampauan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab[5] 
2.      Karakter Kurikulum Berbasis Kompetensi
Depdiknas mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik, sebagai beikut :
1.      Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2.      Berorientasi pada hasil belajar dan keberagamaan.
3.      Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4.      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur educatif.
5.      Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Lebih lanjut, dari berbagai sumber dapat di identifikasi enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi :
1.      Sistem Belajar dengan Modul
2.      Menggunakan Keseluruhan Sumber Belajar
3.      Pengalaman Lapangan
4.      Strategi Individual Personal
5.      Kemudahan Belajar
6.      Belajar Tuntas
3.      Asumsi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Terdapat tujuh asumsi yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi, yaitu sebagai berikut[6] :
1.      Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru profesional, dan tidak mampu melakukan proses pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu, penerapan kurikulum berbasis kompetensi menuntut peningkatan kemampuan profesional guru.
2.      Banyak sekolah yang mengkoleksi sejumlah mata pelajaran dan pengalaman, sehingga mengajar diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi yang terdapat dalam setiap mata pelajaran.
3.      Peserta didik bukanlah tabung kosong atau kertas putih bersih yang dapat diisi atau ditulis sekehendak guru, melainkan individu yang memiliki sejumlah potensi yang perlu dikembangkan. Pengembangan potensi tersebut dapat mendorong peserta didik belajar bagaiamana belajar, serta menghubungkan kemampuan yang dimiliki dengan penenrapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan bervariasi, dalam hal tertentu memiliki potensi tinggi, tetapi dalam hal lain mungkuin biasa-biasa saja, bahkan rendah. Di samping itu, mereka memiliki tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasu baru, sehingga guru harus dapat membantu menghubungkan pengalaman yang sudah dimiliki dengan situasi baru.
5.      Pendidik berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk membantu peserta didik  mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal.
6.      Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-kompetensi potensial yang tersusun secaara sistematis, sebagai jabaran dari seluruh aspek kepribadian peserta didik, yang mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan.
7.      Kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan berbagai kemungkinan kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensinya secara optimal.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manajemen Kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Ruang lingkup manajemen kurikulum adalah manajemen perencanaan, Pengorganisasian dan Pelaksanaan, Supervisi Pelaksanaan Kurikulum, Perbaikan Kurikulum dan Desentralisasi dan Sentralisasi Pengembangan Kuurikulum.
Komponen-komponen Kurikulum meliputi : Tujuan, Bahan Pelajaran, Proses Belajar Mengajar dan Evaluasi atau Penilaian.
Pengorganisasian Kurikulum meliputi : Separated Subject Curiculum, Correlated Curiculum dan Integrated Curiculum.
McAshan mengemukakan bahwa kompetensi : “.. is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive afective, and psychomotor behaviors”.
Konsep kompetensi sebagai berikut : Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (understanding), Kemampuan (skill), Nilai (value), Sikap (attitude) dan Minat (interest).

B.     Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami masih membutuhkan saran dan kritikan yang mendukung dari para pembaca, untuk membangun makalah ini dimasa yang akan datang.





DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung : Pt Remaja Rosyda Karya, 2006
Masnur Muslich. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual, Jakarta : Pt Bumi Aksara, 2008
Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi, Bandung : Pt Remaja Rosdakarya, 2006
Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung : Pt Remaja Rosdakarya, 2008
Suryosubroto. Tatalaksana Kurikulum, Jakarta : Pt Rineka Cipta, 2005
Syafaruddin, Irwan Nasution. Manajemen Pembelajaran, Jakarta : Quantum Teaching, 2005
S. Nasution. Asas-asas Kurikulum, Jakarta : Pt Bumi Aksara, 2014
Wina Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Kencana, 2006




[1]  Syafaruddin, Irwan Nasution. Manajemen Pembelajaran, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005), hlm. 70
[2] Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : Pt Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 5
[3]  Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Pt Remaja Rosyda Karya, 2006), hlm.177
[4] S. Nasution. Asas-asas Kurikulum, (Jakarta : Pt Bumi Aksara, 2014), hlm.18
[5] Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi, (Bandung : Pt Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 38-39
[6] Ibid, hlm. 56-57

0 komentar:

Posting Komentar