Banner 468 x 60px

 

Psikologi Perkembangan Remaja dan Lansia

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orangtuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisi dan psikis atau sifat-sifat mental.
Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung pada kualitas hereditas dan lingkungan yang mempengaruhinya. Lingkungan merupakan faktor penting disamping heridatas yang menentukan perkembangan individu. Lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial dan religius.

B.  Rumusan masalah
Apa  faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dan remaja?

C.  Tujuan Masalah
Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dan remaja



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Hereditas ( keturunan/ pembawaan)
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Adapun yang diturunkan orangtua kepada anaknya adalah sifat strukturnya bukan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil belajar atau pengalaman. Penurunan sifat-sifat ini mengikuti prinsip-prinsip berikut:
a.    Reproduksi, berarti penurunan sifat-sifatnya hanya berlangsung melalui sel benih.
b.      Konformitas (keseragaman), proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis (species) generasi sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat manusia kepada anaknya.
c.       Variasi, karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat banyak, maka kombinasi gen-gen pada setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian, untuk setiap proses penurunan sifat akan terjadi penurunan yang beraneka (bervariasi). Antara kakak dengan adik mungkin akan berlainan sifatnya
d.      Regresi fillial, yaitu penurunan sifat cenderung kearah rata-rata.

B.  Lingkungan perkembangan
1.    Lingkungan Keluarga
a.    Pengertian Keluarga
F.J. Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu: dalam arti luas keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan marg. Dan dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak.
b. Peranan dan fungsi keluarga
secara psikologis keluarga berfungsi sebagai
1.    Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
2.    Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis
3.    Sumber kasih sayang dan penerimaan
4.    Model pola prilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik
5.    Pemberi bimbingan bagi pengembangan prilaku yang secar sosial dianggap tepat.
6.    Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupannya.
7.    Pemberi bimbingan dalam belajar ketrampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuain diri
8.    Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik disekolaah maupun di masyarakat.
9.    Pengembangan pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
10.          Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup usia, untuk mendapat teman diluar rumah, ataupun bila persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.
Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga ini dapt diklarifikasikan kedalam fungsi-fungsi berikut:
1.    Fungsi biologis
Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas, kesempatan dan kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutahan dasar biologisnya.
2.    Fungsi ekonomis
Keluarga mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota keluarganya.
3.    Fungsi pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Kelurga berfungsi sebagai transmiter budaya atau mediator sosial budaya bagi anak. 
4.    Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan buaian atau penyamaian bagi masyarakat masa depan, dan lingkungan keluarga merupakan karakter penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang.
5.    Fungsi pelindungan ( protektif)
Keluarga harus berfungsi sebagai lindung bagi anggota keluarga dari gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidak nyamanan fisik psikologis para anggotanya.
6.    Fungsi Rekreatif
Untuk melaksanakan fungsi ini, keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan kenyamanan, keceriaan, kehangatan, dan penuh semangat bagi anggotanya.
7.    Fungsi Agama
     Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar mereka memilki pedoman hidup yang benar.
c.    faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak atau remaja
1.    keberfungsial keluarga
Keluarga yang fungsional yaitu keluarga yang telah mampu melaksanakan fungsinya sebagai yang sudah dijelaskan. Disamping itu keluarga yang fungsional ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
a.    Saling memperhatikan  dan mencintai
b.    Bersikap terbuka dan jujur
c.    Orang tuamu mendengarkan anak, menerima perasaannya dan menghargai pendapatnya
d.   Ada sharing masalah atau pendapat diantara anggota keluarga.
e.    Mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya
f.     Saling menyesuainkan diri dan mengakomodasi
g.    Orang tua melindungi anak
h.    Komunikasi antara anggota keluarga berlangsung dengan baik
i.      Keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anak dan mewariskan nilai-nilai budaya.
j.      Mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Keluarga idela atau fungsional ditandai oleh ciri-ciri :
a.         Minimnya peersilisihan antara orangtua dengan anak
b.        Ada kesempatan untuk menyatakan keinginan
c.         Penuh kasih sayang
d.        Penerapan disiplin yang tidak keras
e.         Ada kesempatan untuk bersikap mandiri dalam berfikir merasa dan prilaku.
f.         Saling menghormati, menghargai diantara orangtua dengan anak.
g.        Ada konferensi keluarga dalam memecahkan masalah
h.        Menjaling kebersamaan antara orangtua dengan anak
i.          Orangtua memiliki kemampuan yang stabil
j.          Berkecukupan dalam bidang ekonomi
k.        Mengamalkan nilai-nilai moral dan agama.
2.    Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan  lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang mneyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Hurlock (1986 : 322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian siswa (anak), baik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara berperilaku.
David W. Johnson (1970: 250)  mengemukakan tentang karakteristik sekolah yang efektif dan sehat. Sekolah yang efektif dapat didefinisikan melalui pengukuran :
a.    Total biaya pendidikan bagi setiap siswa mencapai tingkat kompetensi atau sosial tertentu
b.    Motivasi atau semangat para personel sekolah dan siswa
c.    Kemampuan sekolah untuk memiliki personel, fasilitas, material, dan siswa yang baik
d.   Kemampuan sekolah untuk menempatkan para lulusannya kesekolah lanjutan atau dunia kerja
Sedangkan sekolah yang sehat didefinisikan sebagai kemampuan sekolah untuk berkembang atau berubah dalam cara-cara yang produktif. Miles membagi sekolah yang sehat itu dalam tiga bidang :
a.    Task-Accomplishment (penyesuain tugas)
1.        Alasan yang jelas,  dapat diterima, dapat dicapai dan tujuannya tepat.
2.        Relatif lancar dalam berkomunikasi, baik secara horizontal maupun vertikal
3.        Penyamaan kekuatan yang optimall, gaya yang mempengaruhi kolaborasi, dan disarkan pada kompotensi dan pemecahan masalah.
b.    Integrasi Internal, menyangkut:
1.        Pemanfaatan sumber daya yang penuh
2.        Indentitas sekolah yang cukup jelas dan menarik, sehingga para personelnya merasa menyatu dengan sekolah
3.        Para porsonelnya memiliki semangat kerja yang tinggi, merasa senang dan merasa memiliki sekolah
c.    Saling beradaptasi antara sekolah dengan lingkungan, yang menyangkut:
1.        Inovatif, kecenderungan untuk berkembang atau berubah setiap saat
2.        Otonomi, kemampuan untuk berbuat, bertindak berdasarkan kekuatan sendiri
3.        Adaptasi, perubahan yang simultan, baik disekolah maupun lingkungan yang terjadi secara berkesinambungan, selama terjadinya kontak antara sekolah dengan lingkungan tersebut.
4.        Ketepatan memecahkan masalah
3.Kelompok Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya bergaul dengan teman sebaya, adalah :
a.       Social Cognition : kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuannya memahami orang lain, memungkinkan remaja untuk lebih mampu menjalani hubungan sosial yang lebih baik dengan teman sebayanya.
b.      Konformitas : motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam dengan nila-nilai, kebiasaan, hodi, dll. Konformitas kepada norma kelompok terjadi apabila :
1.      Norma tersebut secara jelas dinyatakan
2.      Individu berada dibawah pengawasan kelompok
3.      Kelompok memiliki sanksi yang kuat
4.      Kelompok memiliki sifat kohensif yang tinggi
5.      Kecil sekali dukungan terhadap penyimpangan dari norma.


  

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi anak dan remaja adalah
1.      Hereditas
2.      Lingkungan yang meliputi
-          lingkungan keluarga
-           lingkungan sekolah dan
-          teman sebaya.
B.       Saran
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema’afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba allah yang tak luput dari salah khilaf dan lupa.



DAFTAR PUSTAKA
Hasballah, Fachruddin DRs, 2006, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Banda Aceh : Yayasan Pena Banda Aceh

Yusuf, Syamsu LN.,M.Pd. Dr, 2005, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

0 komentar:

Posting Komentar