Banner 468 x 60px

 

Ulumul Qur'an

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ilmu-Ilmu Al-Qur’an adalah suatu ilmu yang lengkap yang mencakup semua ilmu yang ada hubungannya dengan Al-Quran. Dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an tersebut banyak cabang dan pembahasannya. Salah satu pembahasan dalam Ilmu-Ilmu Al-Qur’an adalah Makki (Makiyyah) dan Madani (Madaniyah). Secara umum kita ketahui bahwa Makki adalah ayat-ayat atau surat yang diturunkan di Makkah. Sedangkan Madani adalah ayat-ayat atau surat yang diturunkan di Madinah. Para ulama mendefenisikan Makki dan Madani dengan berbagai definisi lainnya yang akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
Pada saat kita membaca Al-Qur’an kita akan melihat ayat-ayat makkiyah yang mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat madaniyah, baik irama maupun maknanya, walaupun kedua-duanya didasarkan pada hukum-hukum dan perundang-undangannya. Perbedaan antara Makki dan Madani dapat kita ketahui dari ciri-ciri atau karakterisitik suatu ayat atau surat dalam Al-Quran sehingga kita dapat mengetahui bahwa ayat atau surat tersebut termasuk dalam Makki dan Madani.
Dalam surat Makkiyah tersebut juga ada beberapa ayat yang termasuk ayat madaniyah begitu pula sebaliknya dengan berbagai macam pembagian lainnya berserta contoh dalam Al-Qur’an. Serta membahas tentang Faedah atau manfaat yang kita peroleh dalam mengetahui Makki dan Madani dan Cara-cara menentukan Makki dan Madani. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Ilmu Makki dan Madani ?
2.      Tanda-tanda Makki dan Madani ?
3.      Cara-cara menentukan Makki dan Madani ?
4.      Manfaat mengetahui  Makki dan Madani ?
5.      Nama-nama surat dalam Al-Qur’an dan tempat turunnya ?

C.    Tujuan Makalah
1.      Menjelaskan Pengertian  Ilmu Makki dan Madani
2.      Mengenal tanda-tanda Makki dan Madani
3.      Memaparkan cara-cara menentukan Makki dan Madani
4.      Mengetahui manfaat Makki dan Madani
5.      Mengetahui nama-nama surat dalam Al-Qur’an dan tempat turunnya



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmu Makiyah dan Madaniyah
Kata al-Makki berasal dari kata “Makkah” dan al-Madani berasal dari kata “Madinah”. Secara harfiah, al-Makki atau al-Makkiah berarti yang bersifat Makkah atau yang berasal dari Makkah, sedangkan al-Madani atau al-Madaniah berarti yang bersifat Madinah atau yang berasal dari Madinah. Maka ayat atau surah yang turun di Makkah disebut dengan ayat-ayat al-Makkiah sedangkan yang diturunkan di Madinah disebut dengan ayat-ayat al-Madaniah.
 Sedangkan menurut istilah, al-Makki wal-Madani berarti suatu ilmu yang secara khusus membahas tentang tempat, waktu dan periode turunnya surah atau ayat al-Quran, baik di Makkah ataupun di Madinah. Ayat atau surah yang turun pada periode Makkah disebut dengan al-Makkiah dan ayat atau surah yang turun pada periode Madinah disebut dengan al-Madaniyah. Secara sederhana dapat dipaparkan  perbedaan pendapat para pakar ulumul Qur’an dalam mendefinisikan al-Makkiah dan al-Madaniyah tersebut, sebagai berikut:
1.      Al-Makki adalah surah atau ayat yang diturunkan di Makkah dan sekitarnya, walaupun setelah hijrah. Sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya[1] .
2.      Al-Makki adalah ayat-ayat yang lebih khusus menyeru kepada penduduk Makkah sedangkan al-Madani adalah ayat-ayat yang menyeru kepada penduduk Madinah[2] .
3.      Al-Makki adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi sebelum hijrah, sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi setelah hijrah.
 Berdasarkan definisi ini, maka ayat yang turun di Makkah setelah Nabi hijrah ke Madinah termasuk dalam kategori ayat al-Madaniyah. Perbedaan pendapat diatas terjadi disebabkan oleh berbedanya standard atau cara pandang para ulama dalam menentukan definisi. Ada tiga standard yang dijadikan sebagai dasar: 
v  Pertama, tempat turun ayat, 
v  Kedua,  waktu dturunnya ayat
v  ketiga, sasaran turunnya ayat

B.     Tanda-tanda makiyah dan madaniyah
a.       Tanda-tanda Makiyyah
1. Setiap surat yang didalamnya mengandung “sajadah”
2.   Setiap surat yang mengandung kalimat “Kalla”
3.   Setiap surat yang mengandung lafadz ”Yaa Ayyuhan-naasu” (ياايهاالناس), kecuali pada surat Al-Hajj ayat 77
4.   Setiap surat yang mengandung kisah-kisah Nabi dan umat terdahulu, kecuali Al-Baqarah
5.   Setiap surat yang mengandung kisah nabi Adam dan Iblis, kecuali Al-Baqarah
6.   Setiap surat yang dibuka dengan huruf singkatan, seperti nun,  Alif Lam Mim, Alif Lam Ra’, Ha Mim dan lainnya, adalah Makiyyah. Kecuali surat Al-Baqarah dan Al-Imran. Adapun surat Ar-Ra’dul masih diperselisihkan.
7.   Ayat-ayat dan surat-suratnya pendek.

b.       Tanda-tanda Madaniyyah
1.   Setiap surat berisi tentang kewajiban-kewajiban atau berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak perdata dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perdata serta kemasyarakatan dan kenegaraan.
2.   Setiap surat yang mengandung izin untuk berjihad, urusan-urusan perang, hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian.
3.   Setiap surat yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik termasuk Madaniyah, kecuali surat Al-Ankabut (29)
4.   Setiap surat yang ayatnya panjang-panjang dan mengandung lafadz “Ya ayyuhal-lazina amanu”(ياايهاالذين امنوا)
5.   Menjelaskan hukum-hukum seperti masalah ibadah muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, perang, dan perdamaian.

C.     Cara-cara menentukan Makiyah dan Madaniyah
1.      Sima’i Naqli  
Sima’i Naqli (pendengaran seperti adanya) yaitu berdasarkan pada riwayat yang shahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu atau dari para tabi’in yang menerima atau mendengar dari para sahabat bagaimana, di mana dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu tersebut. Nabi tidak pernah menjelaskan ayat makkiyah dan madaniyah tersebut, para sahabat yang menyaksikan secara langsung diturunkan wahyu, menyaksikan tempat turunnya, waktunya, sebab-sebab diturunkannya dan lain sebagainya[3].

2.      Ijtihadi
Qiyas Ijtihadi yaitu didasarkan pada ciri-ciri Makki dan Madani[4] Apabila dalam surah Makki terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Madani atau mengandung peristiwa Madani, maka ayat tersebut dikatakan bahwa ayat itu Madani. Dan apabila dalam surat Madani terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Makki atau mengandung peristiwa Makki, Maka ayat tersebut dikatakan ayat Makki. Apabila dalam suatu surah terdapat ciri-ciri Makki, maka surah tersebut termasuk surah Makkiyah. Apabila dalam suatu surah terdapat ciri-ciri Madani, makasurah tersebut dinamakan surah Madaniyah.

D.    Manfaat mengetahui Makiyah dan Madaniyah
1. Dapat membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an. Pengetahuan mengenai tempat turunnya suatu ayat dalam Al-Qur’an dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkan dengan tafsiran yang benar. Dan juga dapat mengetahui dan membedakan mana nasikh dan yang mana mansukh apabila diantaranya terdapat makna yang kontradiktif[5].
2. Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa sendiri[6].
3. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an, sebab turunnya wahyu kepada Rasullulah sejalan dengan dakwah beserta segala peristiwanya, baik pada periode Mekkah maupun pada periode Madinah, sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir diturunkan[7].

E.     Nama-nama surat dalam Al-Qur’an dan tempat turunnya
No
Nama surat
Arti
Jumlah ayat
Tempat turunnya
1
Al-Fatihah
Pembukaan
7
Mekkah
2
Al-Baqarah
Sapi Betina
286
Madinah
3
Ali ‘Imran
Keluarga ‘Imran
200
Madinah
4
An-Nisa’
Wanita
176
Madinah
5
Al-Maidah
Jamuan (Hidangan Makanan)
120
Madinah
6
Al- An’am
Binatang Ternak
165
Mekkah
7
Al-A’raf
Tempat yang Tertinggi
206
Mekkah
8
Al-Anfal
Harta Rampasan Perang
75
Madinah
9
At-Taubah
Pengampunan
129
Madinah
10
Yunus
Nabi Yunus
109
Mekkah
11
Hud
Nabi Hud
123
Mekkah
12
Yusuf
Nabi Yusuf
111
Mekkah
13
Ar-Ra’du
Guruh (Petir)
43
Mekkkah
14
Ibrahim
Nabi Ibrahim
52
Mekkah
15
Al-Hijr
Al Hijr (Nama Gunung)
99
Mekkah
16
An-Nahl
Lebah
128
Mekkah
17
Al-Isra’
Perjalanan Waktu Malam
111
Mekkah
18
Al-Kahfi
Penghuni-Penghuni Gua
110
Mekkah
19
Maryam
Maryam (Maria)
98
Mekkah
20
Thaha
Tha Ha
135
Mekkah
21
Al-Anbiya
Para Nabi
112
Mekkah
22
Al-Hajj
Haji
78
Madinah
23
Al-Mu’minun
Orang-orang mukmin
118
Mekkah
24
An-Nur
Cahaya
64
Madinah
25
Al-Furqan
Pembeda
77
Mekkah
26
Asy-Syu’ara
Para Penyair
277
Mekkah
27
An-Naml
Semut
93
Mekkah
28
Al-Qashash
Kisah
88
Mekkah
29
Al-‘Ankabut
Laba-Laba
69
Mekkah
30
Ar-Rum
Bangsa Romawi
60
Mekkah
31
Luqman
Keluarga Luqman
34
Mekkah
32
As-Sajdah
Sujud
30
Mekkah
33
Al-Ahzab
Golongan-golongan yang bersekutu
73
Madinah
34
Saba’
Kaum Saba’
54
Mekkah
35
Fathir
Pencipta
45
Mekkah
36
Yasin
Ya Sin
83
Mekkah
37
Ash-shaffat
Barisan-barisan
182
Mekkah
38
Shad
Shad
88
Mekkah
39
Az-Zumar
Golongan-golongan
75
Mekkah
40
Al-Mu’min
Orang yang beriman
85
Mekkah
41
Fushshilat
Yang Dijelaskan
54
Mekkah
42
Asy-Syura
Musyawarah
53
Mekkah
43
Az-Zukhruf
Perhiasan
89
Mekkah
44
Ad-Dukhan
Kabut
59
Mekkah
45
Al-Jatsiyah
Yang Bertekuk Lutut
37
Mekkah
46
Al-Ahqaf
Bukit-bukit pasir
35
Mekkah
47
Muhammad
Muhammad
38
Madinah
48
Al-Fath
Kemenangan
29
Madinah
49
Al-Hujurat
Kamar-kamar
18
Madinah
50
Qaf
Qaf
45
Mekkah
51
Adz-Dzariyat
Angin yang menerbangkan   
60
Mekkah
52
Ath-Thur
Bukit
49
Mekah
53
An-Najm
Bintang
62
Mekkah
54
Al-Qamar
Bulan
55
Mekkah
55
Ar-Rahmanal
Yang maha pemurah
78
Madinah
56
Al-Waqi’ah
Hari Kiamat
96
Mekkah
57
Al-Hadid
Besi
29
Madinah
58
Al-Mujadilah
Wanita yang mengajukan Gugatan
22
Madinah
59
Al-Hasyr
Pengusiran
24
Madinah
60
Al-Mumtahanah
Wanita yang Diuji
13
Madinah
61
Ash-Shaff
Satu Barisan
14
Madinah
62
Al-Jumu’ah
Hari Jumat
11
Madinah
63
Al-Munafiqun
Orang-orang munafik
11
Madinah
64
At-Taghabun
Hari Ditampakkan
Kesalahan-Kesalahan
18
Madinah
65
Ath-Thalaq
Talak
12
Madinah
66
At-Tahrim
Mengharamkan
12
Madinah
67
Al-Mulk
Kerajaan
30
Mekkah
68
Al-Qalam
Pena
52
Mekkah
69
Al-Haqqah
Hari Kiamat
52
Mekkah
70
Al-Ma’arij
Tempat Naik
44
Mekkah
71
Nuh
Nabi Nuh
28
Mekkah
72
Al-Jin
Jin
28
Mekkah
73
Al-Muzammil
Orang yang berselimut
20
Mekkah
74
Al-Muddatstsir
Orang yang berkemul
56
Mekkah
75
Al-Qiyamah
Hari Kiamat
40
Mekkah
76
Al-Insan
Manusia
31
Madinah
77
Al-Mursalat
Malaikat-malaikat yang Diutus
50
Mekkah
78
An-Naba’
Berita Besar
40
Mekkah
79
An-Nazi’at
Malaikat-malaikat yang mencabut
46
Mekkah
80
‘Abasa
Ia Bermuka Masam
42
Mekkah
81
At-Takwir
Menggulung
29
Mekkah
82
Al-Infithar
Terbelah
19
Mekkah
83
Al-Muthaffifin
Orang-orang yang Curang
36
Mekkah
84
Al-Insyiqaq
Terbelah
25
Mekkah
85
Al-Buruj
Gugusan Bintang
22
Mekkah
86
Ath-Thariq
Yang datang pada Malam hari
17
Mekkah
87
Al-A’la
Yang paling tinggi
19
Mekkah
88
Al-Ghasyiyah
Hari Pembalasan
26
Mekkah
89
Al-Fajr
Fajar
30
Mekkah
90
Al-Balad
Negeri
20
Mekkah
91
Asy-Syams
Matahari
15
Mekkah
92
Al-Lail
Malam
21
Mekkah

93
Adh-Dhuha
Waktu Matahari Sepeninggalan naik
11
Mekkah
94
Al-Insyirah
Melapangkan
8
Mekkah
95
At-Tin
Buah Tin
8
Mekkah
96
Al-‘Alaq
Segumpal Darah
19
Mekkah
97
Al-Qadr
Kemuliaan
5
Mekkah
98
Al-Bayyinah
Pembuktian
8
Madinah
99
Al-Zalzalah
Keguncangan
8
Madinah
100
Al-‘Adiyat
Berlari Kencang
11
Mekkah
101
Al-Qari’ah
Hari Kiamat
11
Mekkah
102
At-Takatsur
Bermegah-megahan
8
Mekkah
103
Al-‘Ashr
Masa/Waktu
3
Mekkah
104
Al-Humazah
Pengumpat
9
Mekkah
105
Al-Fil
Gajah
5
Mekkah
106
Quraisy
Suku Quraisy
4
Mekkah
107
Al-Ma’un
Barang-barang yang berguna
7
Mekkah
108
Al-Kautsar
Sungai di Surga
3
Mekkah
109
Al-Kafirun
Orang-orang kafir
6
Mekkah
110
An-Nashr
Pertolongan
3
Madinah
111
Al-Lahab
Gejolak Api
5
Mekkah
112
Al-Ikhlas
Memurnikan Keesaan Allah
4
Mekkah
113
Al-Falaq
Waktu Shubuh
5
Mekkah
114
An-Nas
Manusia
6
Mekkah





  

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Makki dan Madani para ulama mendefinisikan menjadi tiga definisi yaitu : tempat turunnya ayat, masa turunnya ayat, dan sasaran turunnya ayat. Cara mengetahui Makki dan Madani yaitu dengan dua cara yaitu sima’i naqli (pendengaran seperti apa adanya) dan qiyas ijtihadi (kias hasil ijtihad).
            Perbedaan antara Makki dan Madani diantaranya Makki adalah setiap surat yang mengandung ayat sajadah dan setiap surat yang terdapat seruan ياايهاالناس. Madani diantaranya setiap surat yang ayatnya panjang-panjang dan mengandung lafadz “Ya ayyuhal-lazina amanu”(ياايهاالذين امنوا).
         Manfaat mengetahui Makki dan Madani adalah dapat membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, meresapi  gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah dan  Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an.





DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dhahabi,Muhammas Husein, 1976.Tafsir wal Mufassirun.Mesir: Dar al-Kutub wa Al- Hadits.Jilid I
Al-Qaththan, Manna’.1973.Mabahits fi Ulum Al-Qur’an.Mansyurat Al-Ash Al-Hadits, Studi Ilmu-Ilmu AL-Qur’an.terj. Mudzakkir AS.1996. Bogor:Pustaka Litera Antar Nusa
Al-Zarqani,Muhammad.1995.Manahil Irfan fi Ulum Al-Qur’an.Beirut:Darul kitab Arabi.
Suyuthi,Imam Jalaluddin.Itqan fi Ulum Al-Qur’an. Jilid 1.Arab Saudi:Markaz Dirasat Qur’aniyah
Suyuthi,Imam Jalaluddin.2009. Itqan fi Ulum Al-Qur’an terj. Studi Al-Qur’an Komprehensif.Surakarta:Indiva Pustaka
Zaini,Muhammad.2005.Ulumul Qur’an:Studi Pengantar.Banda Aceh:Yayasan PeNA



[1]  (Ahmad Shams Madyan, Peta Pembelajaran Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 189.)
[2]  (Al-Qathan, Loc. Cit )
              [3] Manna Al-Qaththan, Studi-Studi Ilmu Al-Qur’an terj. Muzakkir AS (Bogor:Pustaka Litera Antar Nusa,1996), h.82
              [4] Imam Suyuthi, Itqan fi Ulum Al-Qur’an terj. Studi Al-Quran Komprehensif (Surakarta:Indiva Pustaka,2009), h.36
             [5]Ibid, h.59
             [6]Ibid, h.60
             [7] Ibid, h.

0 komentar:

Posting Komentar